Ilmu Sosial Dasar#
Tawuran
Tawuran merupakan perkelahian antar
pelajar dari sekolah satu dengan sekolah lainnya, antar mahasiswa dari
universitas satu dengan universitas lainnya. Entah apa yang mereka pikirkan.
Mungkin mereka ingin menjadi kuat dengan ikut tawuran, atau mereka hanya ingin
mencari sensasi. Mereka tidak pernah berfikir akibat dari tawuran, bahkan
mereka sangat bangga dapat ikut tawuran. Yang terlibat dalam tawuran adalah
siswa dari sekolah satu dan sekolah lainnya, mahasiswa dari universitas satu
dengan universitas lainnya dan aparat kepolisian sebagai penengah dari
terjadinya tawuran. Dan pada akhirnya akan ada yang menjadi korban tawuran.
Faktor-faktor
penyebab terjadinya tawuran adalah :
A. Faktor
Internal
1. Kurangnya didikan Agama
Faktor
internal yang paling besar adalah kurangnya didikan agama. Jika
pendidikan agama yang diberikan mulai dari rumah sudahlah bagus atau jadi
perhatian, tentu anak akan memiliki akhlak yang mulia. Dengan akhlak mulia
inilah yang dapat memperbaiki perilaku anak. Ketika ia sudah merasa bahwa Allah
selalu mengamatinya setiap saat dan di mana pun itu, pasti ia mendapatkan
petunjuk untuk berbuat baik dan bersikap lemah lembut. Inilah keutamaan
pendidikan agama.
2. Pengaruh
teman
Faktor lainnya yang ini masih masuk faktor internal adalah
lingkungan pergaulan yang jelek. Biasanya seseorang akan mudah terpengaruhi
dengan perkataan teman jika temannya berkata “tidak setia kawan”. Seseorang
akan sulit menolak jika temannya sudah berkata seperti itu.
B. Faktor Eksternal
1. Kurangnya kasih sayang dari
orangtua
Saat
ini pendidikan anak sudah diserahkan penuh pada sekolah. Orang tua (ayah dan
ibu) hanya sibuk untuk cari nafkah mulai selepas fajar hingga matahari
tenggelam. Sehingga kesempatan bertemu dan memperhatikan anak amat sedikit.
Jadinya, tempat curhat dan cari perhatian si anak adalah pada teman-temannya.
Kalau yang didapat lingkungan yang jelek, akibatnya ia pun akan ikut rusak dan
brutal. Beda halnya jika ibunya berdiam di rumah. Tentu dia akan lebih memperhatikan
si anak.
2. Faktor Ekonomi
Biasanya para pelaku tawuran adalah
golongan pelajar menengah ke bawah. Disebabkan faktor ekonomi mereka yang
pas-pasan bahkan cenderung kurang membuat membuat mereka melampiaskan segala
ketidakberdayaannya lewat aksi perkelahia. Karena di antara mereka merasa
dianggap rendah ekonominya dan akhirnya ikut tawuran agar dapat dianggap
jagoan.
Jika
anak walau ia berekonomi menengah ke bawah menyadari bahwa tidak perlu iri pada
orang yang berekonomi tinggi karena seseorang bisa mulia di sisi Allah adalah
dengan takwa. Pemahaman seperti ini tentu saja bisa didapat jika si anak
mendapatkan pendidikan agama yang baik.
3.
Faktor Sekolah
Kebosanan di dalam ruang belajar
mengajar seperti tindak belajar mengajar yang monoton, tidak mengijinkan siswa
untuk bertindak kreatif, terlalu mengekang dan otoriter juga menjadi pengaruh.
Sebagian besar hidup remaja juga dihabiskan di sekolah, tempat ia belajar
sekaligus mengekspresikan dirinya. Tak heran jika sekolah sering disebut
sebagai rumah kedua.
Siswa
yang bosan akan memilih untuk bersenang-senang di luar sekolah. Guru sekolah
dinilai sebagai pihak otoriter yang gemar menghukum siswanya ketimbang mendidik
dalam arti yang sebenarnya.
Solusi
untuk mencegah terjadinya tawuran adalah :
*
Adanya iman yang harus dimiliki seseorang sehingga ia tidak akan melakukan
perbuatan yang tidak baik.
*
Adanya kasih sayang dari orangtua sehingga ia akan merasa diperhatikan oleh
orangtua.
*
Tidak mudah terpengaruh perkataan teman.
*
Adanya kedisplinan dalam diri.
*
Penegakan Hukum, sehingga siswa yang ikut tawuran akan jera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar